Tuesday, December 23, 2014

Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda atau kadang-kadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah yang terletak di lautan Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Mengungkap Sejarah Misteri Segitiga Bermuda
Segitiga bermuda sangatlah misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa. Apakah itu benar ? yuk kita simak penjelasan berikut ini yang telah admin rangkum dari berbagai sumber.
Ø  Sejarah Awal
Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.
Berbagai macam peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel yang berisi peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu tempat dimana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar mungkin lebih besar dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid dan permukaan laut sekitar 500 m, di ujung piramid tersebut terdapat dua rongga lubang lebih besar.
Ø  Puluhan Kapal & Pesawat Raib Tanpa Jejak
Menurut catatan kebaharian, peristiwa terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini adalah lenyapnya sebuah kapal berbendera Inggris, Atalanta, pada 1880. Tanpa jejak secuilpun, kapal yang ditumpangi tiga ratus kadet dan perwira AL Inggris itu raib di sana. Selain Atalanta, Segitiga Bermuda juga telah menelan ratusan kapal lainnya.
Di lain kisah, Segitiga Bermuda juga telah membungkam puluhan pesawat yang melintasinya. Peristiwa terbesar yang kemudian terkuak sekitar 1990 lalu adalah raibnya iring-iringan lima Grumman TBF Avenger AL AS yang tengah berpatroli melintas wilayah laut ini pada siang hari 5 Desember 1945. Setelah sekitar dua jam penerbangan komandan penerbangan melapor, bahwa dirinya dan anak buahnya seperti mengalami disorientasi. Beberapa menit kemudian kelima TBF Avenger ini pun raib tanpa sempat memberi sinyal SOS.
Anehnya, misteri Avenger tak berujung di situ saja. Ketika sebuah pesawat SAR jenis Martin PBM-3 Mariner dikirim mencarinya, pesawat amfibi gembrot dengan tigabelas awak ini pun ikut-ikutan lenyap. Hilang bak ditelan udara. Keesokan harinya ketika wilayah-wilayah laut yang diduga menjadi tempat kecelakaan keenam pesawat disapu enam pesawat penyelamat pantai dengan 27 awak, tak satu pun serpihan pesawat ditemukan. Ajaib.
Tahun demi tahun berlalu. Sekitar 1990, tanpa dinyana seorang peneliti berhasil menemukan onggokan kerangka pesawat di lepas pantai Fort Launderdale, Florida. Betapa terkejutnya orang-orang yang menyaksikan. Karena, ketika dicocok kan, onggokan metal itu ternyata bagian dari kelima TBF Avenger.
Ø  Hilangnya C-119

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYdCzkGS03zGx3wPxAcyqQJuWr-c7SPOMVdeJKOt5hZgaEQjD-8MPySyy3wHEwX6ang9gfIjEO_S9ue0BGCTGTlertM7v1KqbyGlsSsOCHVSYPSLlIPEkG7lU5R0acpt5Kuz4ThAojUe4/s320/Kumpulan+Sejarah-Hilangnya+C-119+di+Segitiga+Bermuda.jpg
Kisah ajaib lainnya adalah hilangnya pesawat transpor C-119 Flying Boxcar pada 7 Juni 1965. Pesawat tambun mesin ganda milik AU AS bermuatan kargo ini, hari itu pukul 7.47 lepas landas dari Lanud Homestead. Pesawat dengan 10 awak ini terbang menuju Lapangan Terbang Grand Turk, Bahama, dan diharapkan mendarat pukul 11.23.

Pesawat ini sebenarnya hampir menuntaskan perjalanannya. Hal ini diketahui dari kontak radio yang masih terdengar hingga pukul 11. Sesungguhnya memang tak ada yang mencurigakan. Kerusakan teknis juga tak pernah dilaporkan. Tetapi Boxcar tak pernah sampai tujuan.
“Dalam kontak radio terakhir tak ada sama sekali indikasi apa-apa bahwa pesawat tengah mengalami masalah. Namun setelah itu kami kehilangan jejaknya,” begitu ungkap juru bicara Penyelamat Pantai Miami. “Besar kemungkinan pesawat mengalami masalah kendali arah (steering trouble) hingga nyasar ke lain arah,” tambahnya.
Seketika itu pula tim SAR terbang menyapu wilayah seluas 100.000 mil persegi yang diduga menjadi tempat kandasnya C-119. Namun hasilnya benar-benar nihil. Sama seperti hilangnya pesawat-pesawat lainnya di wilayah ini, tak satu pun serpihan pesawat atau tubuh manusia dapat ditemukan.
“Benar-benar sangat aneh. Sebuah pesawat terbang ke arah selatan Bahama dan hilang begitu saja tanpa jejak,” demikian komentar seorang veteran penerbang Perang Dunia II.
Seseorang dari Tim SAR menyebutkan, kemungkinan pesawat jatuh di antara Pulau Crooked dan Grand Turk. Bisa jadi karena masalah struktur, ledakan, atau kerusakan mesin. Kalau memang pesawat meledak, kontak radio memang pasti tak akan pernah terjadi, tetapi seharusnya kami bisa menemukan serpihan pecahannya. Begitu pula jika pesawat mengalami kerusakan, mestinya sang pilot bisa melakukan ditching (pendaratan darurat di atas air). Pasalnya, cuaca saat itu dalam keadaan baik. Dalam arti langit cerah, ombak hanya sekitar satu meter, dan angin hanya 15 knot.
Setelah itu analisis selanjutnya memang mengembang kemana-mana. Namun tetap tidak menghasilkan apa-apa. Kasus C-119 Flying Boxcar pun terpendam begitu saja, sampai akhirnya pada tahun 1973 terbit artikel dari International UFO Bureau yang mengingatkan kembali sejumlah orang pada kasus ajaib tersebut.
Dalam artikel ini dimuat kesaksian astronot Gemini IV, James McDivitt dan Edward H. White II, yang justru membuat runyam masalah. Rupanya pada saat-saat di sekitar raibnya C-119, dia kebetulan tengah mengamati wilayah di sekitar Karibia. Gemini kebetulan memang sedang mengawang-awang di sana. Menurut catatan NASA, pada 3 sampai 7 Juni 1965 keduanya tengah melakukan eksperimen jalan-jalan ke luar kapsul Gemini dengan perlengkapan yang dirahasiakan.
Ø  UFO di Bermuda?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjau0pFkAlk46kQXjADiZYbqcJYXCHi0jW5TjLtQwfGdp7h0jqwMCctkaeDDvnShMmWTzLRZEQftWeqxaM3kfbQS9LJf4KLYZKBaqIulfScosug6DpfrpoahR06y9l29N8XrEnecMtYgXE/s320/Kumpulan+Sejarah-UFO+di+Segitiga+Bermuda.jpg
Menurut Divitt, dia melihat sebuah pesawat tak dikenal (UFO) dengan semacam lengan mekanik kedapatan sedang meluncur di atas Karibia. Beberapa menit kemudian Ed White pun menyaksikan obyek lainnya yang serupa. Sejak itulah lalu merebak isu, C-119 diculik UFO. Para ilmuwan pun segera tertarik menguji kesaksian ini. Tak mau percaya begitu saja, mereka mengkonfirmasi obyek yang dilihat kedua astronot dengan satelit-satelit yang ada disekitar Gemini IV.
Boleh jadi ‘kan yang mereka salah lihat ? Maklum saat itu (hingga kini pun), banyak pihak masih menilai sektis terhadap kehadiran UFO. ketika itu kepada kedua astronot disodori gambar Pegasus 2, satelit raksasa yang memang memiliki antene mirip lengan sepanjang 32 meter dan sejumlah sampah satelit yang ada di sekitar itu. Namun baik dari bentuk dan jarak, mereka menyanggah jika telah salah lihat.
“Sekali lagi saya tegaskan, dengan menyebut UFO ‘kan tak berarti saya menunjuk pesawat ruang angkasa dari planet lain. Pengertian UFO sangat universal. Bahwa jika saya melihat pesawat yang menurut penilaian saya tak saya kenal, tidakkah layak jika saya menyebutnya sebagai UFO?” sergah Divitt.
Begitulah kasus C-119 Flying Boxcar yang tak pernah terpecahkan hingga kini. Diantara kapal atau pesawat yang raib di wilayah Segitiga Bermuda kisahnya memang senantiasa sama. Terjadi ketika cuaca sedang baik, tak ada masalah teknis, kontak radio berjalan biasa, tetapi si pelintas tiba-tiba menghilang begitu saja. Tanpa meninggalkan jejak sama sekali.
Banyak teori kemudian dihubung-hubungkan dengan segala kejadian di sana. Ada yang menyebut teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, dan ada juga teori anomali magnetik-gravitasi. Selain itu ada juga yang mengaitkannya dengan fenomena gampa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Aneh-aneh memang analisanya, namun tetap saja tak ada satu pun yang bisa menjelaskannya. Hanya ALLAH yang mengetahui di balik semua ini.
Ø  Piramida Dasar Laut

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkdTbcqmYZmzk49gSxxmgffkV8UZtjfPs7cewws0AYgZr-qbnf51uDbqY2FgfXMz9oZuAYevoF_WbfILwPGmdt289L-HNXaci8YnJ3uhuVdpG3D2GLpvUbpAUEXCyUbLODYUe9rDFNIXE/s320/Kumpulan+Sejarah-Piramida+Dasar+Laut+Segitiga+Bermuda.jpg
Belum lama ini tahun lalu, beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang, berada dibawah ombak yang menggelora! Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter.
Jika bicara tentang ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat. Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu menggulung ombak yang mengamuk dengan membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan disekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan halimun pada permukaan laut. Penemuan terbaru ini membuat para ilmuwan takjub.
Bagaimanakah orang dulu membangun piramida dan hidup didasar laut dengan lautnya yang gemuruh menggelora? Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat diatas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan tenggelam ke dasar laut seiring dengan perubahan di darat. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda mungkin pernah sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka.
Ada juga yang curiga bahwa Piramida mungkin sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi kosmosnya, piramida bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui.dan struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi lainnya.
Apakah Benar demikian? Seorang Master bernama Li Hongzhi dalam buku Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut:
“Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai seakrang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat pula dikatakan bahwa banyak daratan yang berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang, sudah bersejarah puluhan juta tahun.
Akan tetapi dibanyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukanlah berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut.” Jika kita pandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.


Referensi:
http://marketing-arif.blogspot.com/2012/11/kisah-misteri-segitiga-bermuda.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Segitiga_Bermuda


Aneka Metodologi Memahami Islam

1
PEMBAHASAN
A. Metodologi Ulumul Tafsir
 1. Pengertian Tafsir
Tafsir berasal dari bahasa Arab fassara, yufassiru, tafsiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu, tafsir dapat pula berarti al-idlah wa al-tabyin, yaitu penjelasan dan keterangan. Selain itu, pengertian tafsir sebagaimana juga dikemukakan pakar Alquran dalam formulasi yang berbeda-beda, namun dengan maksud atau esensinya sama. Salah satunya adalah Az-Zarkasyi. Beliau mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.dengan cara mengambil pejelasan maknanya, hukum serta hikmah yang terkandung didalamnya.
 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir adalah ilmu yang mempelajari kandungan kitab Allah dengan menjelaskan makna serta hikmah yang terkandung didalamnya
2. Metode Tafsir
Seperti halnya ilmu pengetahuan lain, ilmu tafsir pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan, mulai dari masa nabi Muhammad sampai masa sekarang. Berdasarkan upaya penafsiran Alquran sejak zaman Rasulullah saw. hingga saat ini. Lahirlah penafsiran yang lebih banyak disebabkan oleh tuntunan perkembangan zaman dan masyarakat. Jika ditelusuri perkembangan tafsir Alquran sejak dahulu sampai sekarang, maka dapat ditemukan

2
bahwa penafsiran  Alquran  secara garis besar melalui empat cara (metode) yaitu:
a.   Metode Tahlily ( Analisis )
Metode tahlily atau yang dinamai oleh Baqir Al-Shadr sebagai metode tajzi’iy adalah suatu metode tafsir yang menjelaskan tentang kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat Alquran.
b.  Metode Ijmali ( Global )
Metode Ijmali atau disebut juga dengan metode global adalah cara menafsirkan ayat-ayat Alquran dengan menunjukkan kandungan makna yangterdapat pada suatu ayat secara global. Dalam praktiknya metode ini sering disamakan dengan metode tahlily karena itu seringkali metode ini tidak di bahas secara tersendiri.Dengan metode ini cukup dengan menjelaskan kandungan yang terkandung dalam ayat tersebut secara garis besar.
c.   Metode Muqarin
Metode muqarin adalah suatu metode tafsir Alquran yang dilakukan dengan cara membandingkan ayat Alquran yang satu dengan yang lainnya, yaitu ayat-ayat yang mempunyai kemiripan atau membandingkan ayat Alquran dengan hadis-hadis Nabi Muhammad saw.
d.  Metode Maudlu’iy
Pada metode maudlu’iy ini berupaya menghimpun ayat-ayat Alquran  dari  berbagai  surat  yang  berkaitan  dengan  persoalan  atau

3
topik yang diterapkan sebelumnya. Kemudian penafsir membahas dan menganalisis kandungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi satu ke
satuan yang utuh tentang masalah yang dibahas.
3.  Model Penelitian Tafsir
Dalam kajian perpustakaan dapat dijumpai berbagai hasil penelitian para pakar Alquran terhadap penafsiran yang dilakukan generasi terdahulu. Berikut ini akan dikemukakan beberapa model penafsiran Alquran yang dilakukan para ulama tafsir, sebagai berikut :
a. Model Quraish Shihab
Model penelitian tafsir yang dikembangkan oleh H.M. Quraish Shihab lebih banyak bersifat eksploratif, deskriptif, analitis dan perbandingan, yaitu model penelitian yang berupaya menggali sejauh mungkin produk tafsir yang dilakukan ulama-ulama tafsir terdahulu berdasarkan berbagai literatur tafsir baik yang primer, yakni yang ditulis oleh ulama tafsir yang bersangkutan maupun ulama lainnya, data-data yang dihasilkan dari berbagai literatur tersebut kemudian dideskripsikan secara lengkap serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan kategorisasi dan perbandingan. Sehingga, Qurasih Shihab telah meneliti hampir seluruh karya tafsir yang dilakukan para ulama terdahulu.Dari penelitian tersebut telah dihasilkan beberapa kesimpulan yang berkenaan dengan tafsir. Antara lain tentang : 1) Periodisasi pertumbuhan dan perkembangan tafsir, 2) Corak-corak penafsiran, 3) Macam-macam metode penafsiran Alquran, 4) Syarat-syarat dalam menafsirkan Alquran, dan 5) Hubung tafsir modern.

4
b. Model Ahmad Al-Syabashi
        Pada tahun 1985 Ahmad Asy-Syarhasbi melakukan penelitian tentang tafsir dengan menggunakan metode deskriptif, eksploratif, dan
analisis sebagaimana yang dilakukan Quraish Shihab. Sumber yang digunakan adalah bahan-bahan bacaan atau kepustakaan yang ditulis para ulama tafsir seperti Ibnu Jarir Ath-Thabrari, Az-Zamakhsyari, Jalaluddin As-Suyuthi, Ar-Raghib Al-Ashfahani, Asy-Syatibi, haji kahlifah, dan buku tafsir yang lainnya.
 Hasil penelitian itu mencakup tiga bidang.Pertama, mengenai sejarah penafsiran Alquran yang dibagi kedalam tafsir pada masa sahabat nabi. Kedua, mengenai corak tafsir, yaitu tafsir ilmiah, tafsir sufi, dan tafsir politik. Ketiga, mengenai gerakan pembaharuan dibidang tafsir.
c. Model Syaikh Muhammad Al- Ghazali
Syaikh Muhammad Al-Ghazali dikenal sebagai tokoh pemikir Islam abad modern yang produktif. Banyak hasil penelitian yang ia lakukan, termasuk dalam bidang tafsir Alquran. Muhammad Al-Ghazali menempuh cara penelitian tafsir yang bercorak eksploratif, deskriptif, dan analitis dengan berdasar pada rujukan kitab-kitab tafsir yang ditulis ulama terdahulu. Kemudian Muhammad Al-Ghazali mengemukakan ada juga tafsir yang bercorak dialogis, seperti yang pernah dilakukan oleh Al-Razi dalam tafsirnya  Al-Tafsir al-kabir.



5
B. Metodologi Ulumul Hadis
1. Pengertian Hadis
Secara bahasa hadis adalah sesuatu yang baru.Sedangkan menurut istilah hadis adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi baik perkataan, perbuatan maupun pengakuannya. Berdasarkan pengertian di atas,  hadis  adalah  segala sesuatu yang  bersumber  dari
Nabi baik ucapan, perbuatan maupun ketetapan yang berhubungan dengan hukum Allah yang disyari’atkan kepada manusia.
2. Model Penelitian Ulumul Hadis
Model penelitian yang dilakukan oleh para ulama hadis antara lain sebagai berikut :
a.   Model penelitian Quraish shihab
Dalam bukunya yang berjudul Membumikan Alquran, Quraish Shihab hanya meneliti dua sisi dari keberadaan hadis, yaitu mengenai hubungan hadis dengan Alquran serta fungsi dan posisi sunnah dalam tafsir. Bahan-bahan yang beliau gunakan adalah bahan kepustakaan atau bahan bacaan. Hasil penelitian Quraish Shihab tentang fungsi hadis terhadap Alquran, menyatakan bahwa Alquran menekankan bahwa Rasul Saw, berfungsi menjelaskan maksud firman-firman Allah ( QS 16:44 ).
b. Model penelitian Mushtafa As-Siba’i
Penelitian yang dilakukan Mushthafa Al-Siba’iy dalam bukunya itu bercorak eksploratif dengan menggunakan pendekatan historis dan disajikan secara deskriptif analitis. Yakni dalam sistem penyajian menggunakan pendekatan kronologi urutan waktu dalam sejarah.
6
           Hasil penelitian yang dilakukan Mushthafa Al-Siba’iy antara lain mengenai sejarah proses terjadi dan tersebarnya hadis mulai dari Rasulullah sampai sekarang terjadinya upaya pemalsuan hadis dan usaha para ulama untuk membendungnya, dengan melakukan pencacatan sunnah, dibukukannya Ilmu Musthalah al-Hadis, Ilmu
Jarh dan al-Ta’dil, Kitab-kitab tentang hadis-hadis palsu dan para pemalsu dan penyebarannya.
c. Model penelitian Muhammad Al-Ghazali
Penelitian yang dilakukan Muhammad Al-Ghazali termasuk penelitian eksploratif yaitu membahas, mengkaji, dan menyelami sedalam-dalamnya hadis dari berbagai aspek.Corak penyajiannya masih bersifat deskriptif analis
d. Model penelitian Zain Ad-Din ‘Abd Al-Rahim bin Al-Husain Al-Iraqy
Al-Hafidz Zain Al-Din ‘Abd Al-Rahim bin Al-Husain Al-Iraqy yang hidup tahun 725-806 tergolong ulama generasi pertama yang banyak melakukan penelitian hadis. Dari hasil penelitian yang dituangkan dalam buku Al-Taqyid wa Al-Idlah Syarh Muqaddimah Ibn Ash-Shalah, iamenjelaskan bahwa hadis pada prinsipnya memperjelas, merinci, bahkan membatasi pengertian lahir dari ayat-ayat Alquran. Penelitian yang dilakukan bercorak eksploratif dengan menggunakan pendekatan historis dan disajikan secara deskriptif analisis.



7
C. Metodologi Filsafat dan Teologi ( Kalam )
1.Pengertian Filsafat dan Teologi
Dari segi bahasa, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan kata sophos yang berarti ilmu atau Hikmah.Dengan demikian secara bahasa filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Dalam hubungan  ini, Al-Syaibani berpendapat bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha  mendapatkannya,  memusatkan   perhatian   padanya  dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Untuk itu ia mengataka bahwa filsafat berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/rasio atau pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang.
2.Model Penelitian
a.Model Penelitian Filsafat
Berbagai metode penelitian filsafat Islam dilakukan oleh para ahli dengan tujuan untuk dijadikan bahan perbandingan bagi pengembangan filsafat Islam selanjutnya.Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Model M. Amin Abdullah
Dalam rangka penulisan disertasinya, M. Amin Abdullah mengambil bidang penelitiannya pada masalah filsafat Islam. Hasil penelitiannya  ia  tuangkan  dalam  bukunya  berjudul  The  Idea  of
8
Universality Ethical Norm In Ghazali and Kant. Dilihat dari segi judulnya, penelitian ini mengambil metode penelitian kepustakaan yaitu, penelitian yang mengambil bahan kajiannya dari berbagai sumber baik yang ditulis oleh itu sendiri maupun oleh tokoh lain. Bahan-bahan tersebut kemudian di teliti keontentikannya secara seksama.
2. Model Otto Horrassowitz, Majid Fakhry dan Harun Nasution
    Dalam bukunya berjudul History of Muslim Philosophy,  yang  di
diterjemahkan dan disunting oleh M.M Syarif ke dalam bahasa Indonesia menjadi Para Filosof Muslim, Otto Horrassowitz telah melakukan penelitian terhadap seluruh pemikiran filsafat  Islam yang berasal dari tokoh-tokoh filosofi abad klasik. Penelitian yang dilakukan tersebut bersifat penelitian kualitatif. Sumber kajian pustaka. Metodenya deskriptis analitis, sedangkan pendekatannya historis dan tokoh. Yaitu, bahwa apa yang disajikan berdasarkan data-data yang ditulis ulama terdahulu, sedangkan titik kajianny adalah tokoh.
3. Model Ahmad Fuad Al-Bahwani
Ahmad Fuad Al-Bahwani termasuk pemikir modern dari Mesir yang banyak mengkaji dan meneliti bidang filsafat Islam.Metode yang ditempuh adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menggunakan bahan-bahan kepustakaan. Sifat-sifat dan coraknya adalah penelitian deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatannya adalah pendekatan yang bersifat campuran, yaitu pendekatan historis, pendekatan  kawasan  dan   tokoh.  Melalui  pendekatan  historis,  ia
9
mencoba menjelaskan latar belakang timbulnya pemikiran dalam Islam, sedangkan dengan pendekatan kawasan ia mencoba membagi tokoh-tokoh filosofi menurut tempat tinggal mereka, dan dengan pendekatan tokoh, ia mencoba mengemukakan berbagai pemikiran filsafat sesuai dengan tokoh yang mengemukakannya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya penelitian yang dilakukan para ahli bersifat penelitian kepustakaan, yakni  penelitian  yang  menggunakan  bahan-bahan  gerakan  sebagai
sumber rujukannya.Metode yang digunakan umumnya bersifat deskriptif analitis. Sedangkan pendekatan yang digunakan umumnya pendekatan historis, kawasan, substansial.
b.Model Penelitian Teologi (kalam)
Selain filsafat ada pula metodologi yang menggunakan teologi atau ilmu kalam. Teologi atau ilmu kalam adalah ilmu yang pada intinya berhubungan dengan masalah ketuhanan. Dengan ilmu ini diharapkan seseorang menjadi yakin dalam hatinya secara mendalam dan mengikatkan dirinya hanya pada Tuhan. Menurut Ibn Khaldun, sebagaimana dikutip A.Hanafi, ilmu kalam ialah ilmu berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan ilmu dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli sunnah.
Secara umum penelitian ilmu kalam ada dua bagian yakni penelitian yang bersifat dasar (penelitian pemula) dan penelitian yang

10
bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian dasar.Dan peneliti tersebut akan diuraikan di bawah ini.
1.  Penelitian Pemula
             a. Model Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud  Al-Maturidy Al-Samarqandy
Model Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud  Al-Maturidy Al-Samarqandy telah menulis buku teologi berjudul kitab al-tauhid. Buku ini telah ditahkik oleh Fatullah Khalif, magister dalam bidang sastra pada Universitas Cambridge.Dalam buku tersebut
selain dikemukakan riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy, juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di dalam ilmu kalam.
       b. Model Al-Iman Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari
Sebagaimana halnya Al-Maturidy, Al-Asy’ari dalam bukunya tersebut membahas masalah-masalah yang rumit dan mendetail tentang teologi.
       c. Model ‘Abd Al-Jabbar bin Ahmad
Model ‘Abd Al-Jabbar bin Ahmad membahas secara detail tentang lima ajaran pokok Mu’tazilah dan juga berbagai masalah teologi.
       d. Model Thahawiyah
Model Thahawiyah membahas tentang teologi di kalangan ulama salaf, yaitu ulama yang belum dipengaruhi pemikiran Yunani
dan pemikiran lainnya yang berasal dari luar Islam, atau bukan dari Alquran dan Al-Sunnah.
11
    e. Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy
          Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru dari Imam Al-Ghazali menulis buku berjudul al-syamil fi Ushul al-din. Di dalam buku ini telah dibahas tentang penciptaan alam, kitab Tauhid, kelemahan kaum Mu’tazillah, akidah, kesucian Allah swt.,  ta’wil, sifat-sifat bagi Allah, illat atau sebab.
     f. Model Al-Ghozali
Model Al-Ghozali membahas tentang ilmu zat Allah dan kenabian Muhammad saw.
      g. Model Al-Amidy
Model ini membahas tentang sifat-sifat wajib bagi Allah, sifat-sifat jaiz Allah, pembahasan tentang keesaan Allah Ta’ala, perbuatan yang bersifat wajib al-Wujud, tentang tidak ada penciptaan selain Allah, tentang barunya alam serta tidak adanya sifat tasalsun dan tentang imamah.
     h. Model Al-Syahrastani
Model ini membahas tentang baharunya alam, Tauhid, tentang sifat-sifat azali, hakikat ucapan manusia, tentang Allah sebagai Maha Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datangnya syari’at.
      i. Model Al-Bazdani
Membahas tentang perbedaan pendapat para ulama’ mengenai ilmu Kalam.


12
2. Penelitian Lanjutan
Selain penelitian yang bersifat pemula sebagaimana tersebut diatas, dalam bidang Ilmu Kalam ini juga dijumpai penelitian yang bersifat lanjutan yaitu penelitian atas sejumlah karya yang dilakukan oleh para pemula.Berbagai hasil penelitian lanjutan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
     a.  Model Abu Zahrah
Abu Zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai aliran dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam buku karyanya berjudul tarikh al-Mazahib al-Islamiyah fi al-Siyasah wa al-‘Aqaid. Pemasalahan teologi yang diangkat dalam penelitiannya ini di
sekitar masalah objek-objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada masalah teologi.
     b. Model Ali Mushthofa Al-Ghurabi
          Ali Mushthofa  Al-Ghurabi  memusatkan  penelitiannya pada
masalah berbagai aliran yang tedapat dalam Islam serta pertumbuhan ilmu kalam di kalangan masyarakat Islam.
      c. Model Abd Al-Lathif Muhammad Al-‘Asyr
Membahas tentang pokok-pokok yang menyebabkan timbulnya perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.
     d. Model Ahamd Mahmud Shubdi
Berbicara mengenai aliran Mu’tazilah dan aliran Asy’ariyah     
  

13
      e. Model Ali Sami Al-Nasyr dan Ammar Jam’iy Al-Thaliby
          Mengungkap tentang pemikiran kaum Salaf yang berasal dari tokoh-tokohnya yang menonjol.
      f.   Model Harun Nasution
Harun Nasution yang dikenal sebagai Guru Besar Filsafat dan Teologi banyak mencurahkan perhatiannya pada penelitian di bidang pemikiran teologi Islam ( Ilmu Kalam ). Dan beliau mengemukakan berbagai aliran teologi Islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya.
Dari berbagai penelitian lanjutan tersebut dapat diketahui bahwa penelitiannya termasuk penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang mendasarkan pada data yang terdapat dalam berbagai sumber rujukan di bidang teologi Islam. Corak penelitiannya yaitu deskriptif,
yaitu penelitian yang ditekankan pada kesungguhan dalam mendeskripsikan data selengkap mungkin.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, yaitu mengkaji masalah teologi berdasarkan data sejarah.
D. Metodologi Tasawuf dan Mistis Islam
1. Pengertian Tasawuf dan Mistis Islam
Dari segi kebahasaan terdapat sejumlah kata atau istilah yang menghubungkan orang dengan tasawuf. Harun Nasution misalnya menyebutkan lima istilah yang terhubung dengan tasawuf, yaitu al-suffah (ahl al-suffah), yaitu orang yang ikut pindah dengan nabi dari Makkah ke madinah, saf, yaitu barisan yang dijumpai dalam melaksanakan shalat berjama’ah, sufi yaitu bersih dan suci, sophos
14
(bahasa Yunani : Hikmah) dan suf  (kain wol kasar ). Dengan demikian dari segi kebahasaan tasawuf menggambarkan keadaan yang selalu berorientasi kepada kesucian jiwa, mengutamakan panggilan Allah, berpola hidup sederhana, mengutamakan kebenaran dan rela berkorban demi tujuan-tujuan yang lebih mulia di sisi Allah. Sedangkan mistisme adalah Islam yang diberi nama Tasawuf dan oleh kaum orientalis barat disebut sufisme.
Islam sebagai agama yang bersifat universal, menghendaki kebersihan lahiriah (dimensi eksoterik), dan keberhasilan batiniah (dimensi esoteric).Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada memberikan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak mulia, di dalam tasawuf, seseorang  dibina  secara  intensif  tentang cara-cara  agar  seseorang
selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya.Terdapat hubungan yang erat antar akidah, Syari’ah dan akhlak. Berkenan dengan ini telah bermunculan para peneliti yang mengkonsentrasikan kajiannya pada masalah tasawuf. Keadaan ini selanjutnya mendorong timbulnya kajian dan penelitian di bidang tasawuf.
2. Model Penelitian
         Berbagai bentuk dan model penelitian tasawuf adalah sebagai
berikut:
1.  Model Sayyed Husein Nasr
Sayyed Husein Nasr selama ini dikenal sebagai ilmuwan Muslim kenama abad modern. Hasil penelitiannya dalam bidang tasawuf ia sajikan dalam bukunya yang berjudul Tasawuf Dulu dan
15
Sekarang. Di dalam buku tersebut disajikan hasil penelitiannya di bidang tasawuf dengan menggunakan pendekatan tematik, yaitu pendekatan yang mencoba menyajikan ajaran tasawuf sesuai dengan tema tertentu.Di dalamnya dinyatakan bahwa tasawuf merupakan sarana menjalin hubungan yang intens dengan Tuhan dalam upaya mencapai keutuhan manusia.
Dari uraian singkat di atas terlihat bahwa model penelitian tasawuf yang diajukan Husein Nasr adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan tematik yang berdasarkan pada studi kritis terhadap ajaran tasawuf yang pernah berkembang dalam sejarah.
2.  Model Mustafa Zahri
Penelitian yang dilakukannya bersifat eksploratif, yaitu menggali ajaran tasawuf dari berbagai literatur ilmu tasawuf.Penelitian tersebut menekankan pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan literatur yang ditulis oleh para ulama terdahulu serta dengan mencari sandaran pada Alquran.
3.  Model Kautsar Azhari Noor
Penelitian yang ditempuh Kautsar adalah studi tentang tokoh dengan pahamnya yang khas, Ibn Arabi dengan pahamnya Wahdat al-wujud.
4.  Model Harun Nasution
Harun Nasution, Guru besar dalam Teologi dan Filsafat Islam juga menaruh perhatian terhadap penelitian di bidang tasawuf. Hasil penelitiannya dituangkan dalam bukunya yang berjudul Falsafat dan

16
Mitisisme Dalam Islam. Dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik.
5.  Model A.J. Arberry
Penelitian yang digunakan adalah analisis kesejarahan, yakni berbagai tema tersebut dipahami berdasarkan konteks sejarah dan tidak di analisis ke dalam konteks kehidupan modern.
E. Metodologi Kajian Fiqh dan Kaidah Ushuliyah
1. Pengertian Fiqh dan Kaidah Ushuliyah
Fiqh menurut bahasa berarti tahu atau paham Menurut istilah berarti syari’at. Dalam kaitan ini dijumpai pendapat yang mengatakan bahwa hukum Islam atau fiqh adalah sekelompok dengan syari’at yaitu ilmu yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang diambil dari nash Alquran atau Al-sunnah. Sedangkan kaidah ushuliyah   adalah    Hukum  kulli  (umum)  yang  dibentuk   menjadi
perantara dalam pengambilan kesimpulan fiqh dari dalil-dalil, dan cara penggunaan dalil serta kondisi pengguna dalil.
2. Sumber Pengambilan Kaidah Usuliyah
Secara global, kaidah-kaidah ushul fiqh bersumber dari naql (Alquran dan Sunnah), ‘Akal (prinsip-prinsip dan nilai-nilai), bahasa (Ushul at tahlil al lughawi), yang secara terperinci dijelaskan dibawah ini :
a. Alquran.
Alquran merupakan firman Allah SAW yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw., untuk membebaskan manusia dari kegelapan.

17
Kitab ini adalah kitab undang-undang yang mengatur seluruh kehidupan manusia, firman Allah yang Maha mengetahui apa yang bermanfaat bagi manusia dan apa yang berbahaya, dan merupakan obat bagi ummat dari segala penyakitnya.
b. As Sunnah
Allah memberikan kemuliaan kepada nabi Muhammad saw. dengan mengutusnya sebagai nabi dan rasul terakhir untuk umat manusia dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan ilahi kepada umat. Maka nilai kemuliaan Rasulullah bukan dari dirinya sendiri tetapi dari Sang Pengutus yaitu Allah swt., karena siapapun yang menjadi utusan pasti lebih rendah tingkatannya dari yang mengutus. Allah Berfirman yang artinya:” Muhammad tidak lain hanyalah seorang rasul”. (QS. Ali Imran: 144). Jika seluruh perintah Allah telah disampaian oleh Rasulullah kepada umat, selesailah tugasnya dan wajb bagi umat untuk memperhatikan risalah yang disampaikan oleh rasulullah.
Banyak sekali ayat Alquran yang menjelaskan bahwa sunnah Rasulullah adalah merupakan salah satu sumber agama Islam, diantaranya firman Allah dalam surat Ali Imran ayat: 53,132,144, 172  juga didalam surat An Nisa ayat: 42, 59, 61, 64, 65, dan masih banyak lagi.
c. Ijma’
Di antara kaidah-kaidah ushul yang di ambil dari ijma adalah:
          1.  Ijma’ Sahabat bahwa “hukum yang di hasilkan dari hadis ahad dapat di terima”.   
   18     
         2.  Ijma’ Sahabat bahwa “hukum terbagi menjadi 5 macam”.
         3.  Ijma’ Sahabat bahwa “syariat nabi Muhammad menghapus seluruh syariat yang sebelumnya”.
d.  Akal
Akal memiki kedudukan yang tinggi didalam syariat islam, karena tidak akan paham Islam tanpa akal. Sebagai contoh, Apa dalil yang menunjukkan bahwa Allah itu ada? Jika dijawab Alquran, Apa dalil yang menunjukkan bahwa Alquran benar-benar dari Allah? Jika dijawab I’jaz, apa dalil yang menunjukkan bahwa I’jazul quran sebagai dalil bahwa alqur’an bersumber dari Allah swt.? Dan seterusnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa Islam tidak akan dipahami tanpa akal, oleh karena itulah akal merupakan syarat taklif dalam Islam. Meskipun demikian, ada satu hal yang harus di perhatikan dengan seksama, bahwa akal tidak bisa berkerja sendiri tanpa syar’i.Akal hanyalah sarana untuk mengetahui hukum-hukum
Allah melalui dalil-dalil al quran dan hadis.Allah lah yang menjadi hakim, dan akal merupakan sarana untuk memahami hukum-hukum Allah tersebut.
e. Perkataan Sahabat
Diantara kaidah-kaidah ushul yang diambil dari perkataan-perkataan sahabat Rasulullah adalah:
     1.  Hadis-hadis Ahad zonniyah
     2.  Qiyas adalah hujjah
     3.  Hukum yang terakhir menghapus hukum yang terdahulu (naskh)
4.  Orang awam boleh taqlid
19
5.  Nash lebih di utamakan dari qiyas maupun ijma’
3.  Model Penelitian
a.   Model  Harun Nasution
Sebagai guru besar dalam bidang teologi dan filsafat, Harun Nasution juga mempunyai perhatian terhadap fiqih. Penelitiannya dalam bidang fiqih ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Melalui penelitiannya secara ringkas namun mendalam terhadap hukum Islam dengan menggunakan pendekatan Sejarah. Selanjutnya melalui pendekatan sejarah Harun Nasution membagi perkembangan fiqih dalam empat periode yaitu periode nabi, periode sahabat, periode ijtihad dan periode taklid. Model penelitian yang digunakan Harun Nasution adalah penelitian eksploratif, deskriptif dengan menggunakan pendekatan sejarah.
b.  Model Noel J.Coulson
Nodel J. Coulson menyajikan hasil penelitiannya dibidang fiqih dalam karyanya yang berjudul Hukum Ulama dalam Perspektif Sejarah.Penelitiannya bersifat deskriptif analitis ini menggunakan pendekatan sejarah. Penelitiannya itu dituangkan ke dalam tiga bagian. Pada bagian pendahuluan ia mengatakan bahwa problema yang mendasar pada saat ini ialah adanya pertentangan antara ketentuan-ketentuan hukum tradisional yang dinyantakan secara kaku
di satu pihak, dan ketentuan-ketentuan masyarakat modern di pihak lain.

20
c.   Model Mohammad Atho Mudzhar
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui materi fatwa yang dikemukakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta latar belakang sosial politik yang melatar belakangi timbulnya fatwa tersebut.Hasil penelitiannya di tuangkan ke dalam empat bab.
F. Metodologi Pemikiran Modern
1.  Pengertian
Sebagian Umat Islam tradisional hingga saat ini nampak ada perasaan masih belum mau menerima apa yang dimaksud dengan pembaharuan Islam. Hal ini disebabkan karena salah persepsi dalam memahami pembaruan Islam. Mereka memandang bahwa pembaharuan Islam adalah membuang ajaran Islam yang lama dan diganti dengan ajaran Islam yang baru. Selain itu ada pula yang memahami pembaruan islam dengan mengubah Alquran dan Alhadis, memahami Alquran dan Alhadis menurut selera orang yang memahaminya, atau mencocok-cocokkan makna Alquran dan Alhadis
dengan makna yang dimaui oleh orang yang menafsirkannya,sehingga Alquran dan Alhadis menjadi semacam stempel yang melegitimasi segala perbuatan yang dilakukan manusia.
Pembaharuan Islam sebenarnya bukan sebagaimana yang dipersepsikan seperti diatas namun Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan pengetahuan dan teknologi modern.
         
21
          Dari beberapa pemikiran pembaruan tersebut, terlihat bahwa yang dimaksud dengan pembaruan islam, bukan mengubah Alquran dan Alhadis, tetapi justru kembali keda Alquran dan Alhadis, sebagai sumber ajaran islam yang utama.
2. Model Penelitian
a.   Model Penelitian Deliar Noer
Salah satu buku yang memuat hasil penelitian tetang pemikiran modern dalam Islam yang dilakukan oleh Deliar Noer berjudul Gerakan Modern Islam di Indonesia.Dari judulnya terlihat bahwa penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang coba mendeskripsikan gerakan modern Islam di Indonesia yang terjadi pada tahun 1900-1942.
Lebih lanjut, Deliar Noer mengatakan betapa perkembangan masa merdeka banyak relevansinya dengan perkembangan pemikiran periode sebelumnya antara tahun 1900-1942.Yaitu soal khilafiyah, sifat fragmentasi kepartaian, kepemimpinan yang bersifat pribadi, perbedaan dan pertentangan paham dan hubungan dengan pemerintah.  
          Deliar Noer menyimpulkan bahwa gerakan pembaruan islam di Indonesia mulai tebakar pada pergantian abad yang lalu. Berkembang dari masa ke masa dalam waktu empat puluh tahun, pada tahun 1940 geraka ini telah menghujam dalam di tanah air; tempat islam telah pasti.
b.  Model Penelitian H.A.R. Gibb
                 Penelitian mengenai pemikiran modern dalam Islam pernah dilakukan oleh H.A.R. Gibb, Maha Guru pada Universitas Oxford.
22
penelitiannya berjudul Modern Trends in Islam.
Untuk membktikan tesisnya H.A.R. Gibb melakukan penelaahan terhadap doktrin-doktrin ajaran Islam sebagaimana yang terdapat dalam Alquran dan Al-Sunnah, dan bukan dari sumber-sumber yang sudah tidak sejalan dengan doktrin tersebut.
Dengan demikian, penelitian yang ia lakukan bersifat penelitian eksploratif deskriptif, yaitu penelitian yang mencoba mendeskripsikan secara mendalam suatu objek dengan menggunakan data-data yang terdapat dalam kajian pustaka, sedangkan pendekatan yang digunakan bersifat filosof historis. Yaitu suatu penelitian yang tekanannya ditujukan untuk mengemukakan nilai-nilai universal dan mendasar dari suatu ajaran atau objek yang diteliti, serta didukung oleh data-data historis yang dapat dipercaya. 
G. Metodologi Pendidikan Islam
1. Pengertian
        Dari segi bahasa pendidikan dapat diartikan sebagi perbuatan (hal, cara, dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan
tentang mendidik, atau pemeliharaan badan, batin, dan sebagainya. Dalam bahasa Arab, para pakar pendidikan pada umumnya menggunakan kata tarbiyah untuk arti pendidikan. Sedangkan Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan Islam adalah daya upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect),dan tubuh anak yang antara satu dan yang lainnya saling  berhubungan  agar  dapat  memajukan  kesempurnaan

23
hidup. Dan ada 4 metode dalam metodologi pendidikan Islam ini, yaitu metode Ta’lim, Tabyiin, Tafshil, dan Tafhim.
2. Aspek-aspek pendidikan Islam
Pendidikan Islam sebagaimana pendidikan lainnya memiliki berbagai aspek yang tercakup di dalamnya. Aspek tersebut dapat dilihat dari segi didikannya, kelembagaannya, dan sistemnya, dan dari segi kedudukannyasebagai sebuah ilmu.Dari segi aspek materi didikannya, pendidikan islam sekurang-kurangnya mencakup pendidika fisik, akal, agama (akidah dan syariah), akhlak, kejiwaan, rasa keindahan, dan sosial kemasyarakatan. Dari segi kelembagaannya pendidikan islam mengenal adanya pendidikan yang dilaksanakan dirumah,mesjid, pesantren, dan madrasah dengan berbagai macam corak dan pendekatannya.Pendidikan islam sebagai sebuah system adalah suat kegiatan yang didalamnya mengandung aspek tujuan,kurikulum, guru (pelaksana pendidikan), metode, pendekatan, sarana prasana, lingkungan, administrasi, dan sebagainya yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan membentuksuatu sistem yang terpadu.
3. Model Penelitian Ilmu Pendidikan Islam
a.  Model Penelitian tentang Problema Guru
Dalam usaha memecahkan problema guru, Himpunan Pendidikan Nasional (National Education Association) di Amerika Serikat pernah mengadakan penelitian tetang Problema yang dihadapi guru secara nasional pada tahun 1968.
         
24
         Prosedur yang dilakukan dalam penelitian tersebut dilakukan dengan cara pengumpulan data. Dengan demikian, penelitian tersebut dari segi metodenya termasuk penelitian survei, yaitu penelitian yang sepenuhnya didasarkan pada data yang dijumpai di lapangan, tanpa didahului oleh kerangka teori, asumsi atau hipotesis. Penelitian tersebut menggunakan data lapangan yang dikumpulkan melalui instrumen pengumpulan data, yaitu kuesioner yang sampelnya mewakili tingkat nasional, dan objek yang diteliti adalah problema yang dihadapi guru.
b. Model Penelitian tentang Lembaga Pedidikan Islam
Salah satu penelitian yang berkenaan dengan lembaga pendidikan Islam adalah penelitian yang digunakan oleh Karel A. Steenbrink dalam bukunya yang berjudul Pesantren, Madrasah dan Sekolah Tinggi Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan ( observasi ).
c.  Model Penelitian Kultur Pendidikan Islam
Penelitian yang mengambil objek kajian tentang kultur pendidikan Islam khususnya yang ada di pesantren,antara lain dilakukan oleh Mastuhu dan Zamakhsyari Dhofir. Dan model penelitian yang digunakan ada dua, yaitu Model Penelitian Mastuhu dan Model Penelitian Zamakhsyari Dhofir.
H. Metodologi Tekstual dan Kontekstual
Tekstual dapat diartikan mengacu pada teks.Metodologi tekstual menekankan pada signifikansi teks-teks sebagai kajian Islam dengan  merujuk  pada  sumber-sumber suci  dalam  Islam,  terutama
25
Alquran dan Hadis. Pemahaman hukum mengacu apa adanya yang tertera dalam Alquran atau Hadis tidak memandang latar belakang sosial dan kultur masyarakat dan faktor yang melatarbelakangi permasalahan yang terjadi.
Metodologi kontekstual merupakan metode untuk memahami dalam kerangka konteksnya, baik ruang dan waktu. Pendekatan ini merupakan perangkat komplementer yang menjelaskan motif-motif kesejahteraan dalam ritual Islam, untuk memperkuat asumsi bahwa Islam merupakan entitas yang komprehensif yang melingkupi elemen normatif dan elemen praksis, selain itu menepis pandangan bahwa Islam itu radikal dan keras. Metode ini juga mengacu pada sumber-sumber ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, akan tetapi dipahami secara berbeda dengan metodologi tekstual, dilihat dari waktu, latar belakang sosial, kultur budaya serta faktor penyebab dan akibatnya.


Sumber:  http://abiavisha.blogspot.com/2013/02/11aneka-metodologi-memahami-islam_1385.html